Balapan
liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda motor maupun
mobil, yang dilakukan diatas lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama
sekali tidak digelar dilintasan balap resmi, melainkan di jalan raya.
Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah malam sampai menjelang pagi
saat suasana jalan raya sudah mulai lenggang. Sebut saja, Ujang pria 23
tahun ini, mengaku cukup senang dengan hobinya kebut-kebutan dijalan.
Selain untuk bersenang-senang, mencari uang, dan mencari gengsi diantara
geng motor yang lain. Ujang sudah hampir tiga tahun menggeluti dunia
balap liar. ”Awalnya sih, dari hobi kebut-kebutan dijalan, lama-lama
jadi ketagihan balap liar ini”, ujarnya dengan santai. Tidak ada rasa
takut, malah dapat mengacu adrenalin saya, ucap Ujang penyuka santapan
Yamien Manis ini. ”Rasa takut, paling takut dimarahin mama ajah, kalo
ketangkap sama Polisi”, Ujang sudah keluar masuk tahanan polisi.
Dan
tidak jarang ia jatuh dari motor Ujang mengaku, sebelum terjun di balap
liar ini, ia pernah ikut dalam geng motor, yang saat ini sedang marak.
Namun, sekarang ia keluar dari geng motor tersebut. Mengaku terdapat
perbedaan antara geng motor dengan kelompok balap liar ini, ”Kalau geng
motor, Kita tidak pernah melakukan tindak kriminal yang melukai warga
sipil, kita hanya bertanding ketika di arena aja. Kalau geng motor,
seperti kita lihat, mereka melakukan tindak kriminal. Kenakalan remaja
itu ajah persamaan antara geng motor dengan Balap liar”. Ujarnya yang
memang mempunyai hobi ngoprek motor dan musik ini. Deru mesin motor
setiap Sabtu malam sudah menjadi langganan dibeberapa ruas jalan
ibukota. Bisingnya membuat pening kepala warga yang hendak beristirahat.
Biasanya motor-motor dengan suara knalpot kencang ini sudah beraksi
sejak pukul 20.00 WIB. Jalan raya yang mulai lengang dijadikan ajang
nge-track. Sekitar dua puluhan orang yang kebanyakan remaja sudah
menguasai jalan. Pembalap liar tak mau tahu. Jalan raya yang juga
digunakan oleh pengguna jalan lain seolah menjadi sirkuit kelas dunia
bagi mereka. 3 Faktor keamanan bukan lagi jadi prioritas. Mereka
meninggalkan perlengkapan pelindung badan seperti helm dan jaket. Bagi
sang joki, yang terpenting adalah bisa beraksi bebas memacu motor.
Gairah
memacu motor bahkan tetap tak terbendung saat Ramadan datang.
Trek-trekan liar bukannya mereda justru semakin menjadi. Bagi sebagian
joki yang haus tantangan, waktu sahur dimanfaatkan untuk beraksi di
jalan. Trek-trekan pun tak jarang harus membuat para pembalap liar
kucing-kucingan dengan polisi yang berjaga untuk membubarkan aksi nekat
mereka. Saat patroli tiba pembalap-pembalap jalanan langsung
kocar-kacir. Tak semuanya bisa kabur mengandalkan kecepatan, dan ada
saja yang dicokok. Tak jarang pula ditemukan bengkel yang biasa
memodifikasi motor standard menjadi motor balap liar. Motor korekan,
begitu biasanya sebutan motor-motor balap modifikasi ini. Beberapa
komponen mesin dimodifikasi atau bahkan diganti dengan komponen lain.
Dan bukan sembarangan suku cadang yang dipasang. Spare part dengan harga
yang melangit juga menjadi pilihan untuk menyulap kondisi motor menjadi
yang paling disegani. Bengkel motor ternyata tidak sekadar menjadi
tempat memodifikasi.Di arena balap liar, dua motor yang bertarung kerap
berasal dari bengkelyang berbeda. Persaingan bukan lagi antar joki.
Melainkan gengsi antar bengkel. Meskipun namanya balapan liar, alias tak
resmi, mereka tidak asal bertemu di jalanan. Dibutuhkan pihak ketiga
yang disebut calo atau perantara. Jika spesifikasi mesin dan perangkat
motor sudah dimodifikasi dan layak untuk diadu, sang calo mengajak motor
dari bengkel lain untuk tarung di lintasan balap liar. Balap liar
seperti makanan tak bergaram jika tak melibatkan taruhan. Besarnya
taruhan tidak main-main. Untuk motor yang dianggap sudah memiliki
reputasi, harga taruhannya pun bisa mencapai puluhan juta rupiah.
No comments:
Post a Comment